Scroll Untuk Membaca Artikel
banner 468x60
banner 468x60
BeritaRegional

AKSI RAMAH LINGKUNGAN: Bhayangkari Cabang Tanjung Jabung Timur Ikuti Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme Serentak Se-Indonesia Untuk Memecahkan Rekor MURI 2025

Avatar photo
136
×

AKSI RAMAH LINGKUNGAN: Bhayangkari Cabang Tanjung Jabung Timur Ikuti Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme Serentak Se-Indonesia Untuk Memecahkan Rekor MURI 2025

Sebarkan artikel ini

Tanjung Jabung Timur, [Gaperta.id] –  Dalam rangka aksi ramah lingkungan, Bhayangkari Cabang Tanjung Jabung Timur menggelar kegiatan pelatihan pembuatan eco-enzyme dari sampah organik. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat pagi (28/11/2025) di Aula Parama Satwika Polres Tanjab Timur dipimpin langsung oleh Ketua Bhayangkari Cabang Tanjab Timur, Ny. Rika M. Kuswicaksono didampingi Wakil Ketua Bhayangkari Cabang Tanjab Timur Ny. Imel M. Ridho dan diikuti seluruh pengurus serta anggota Bhayangkari Polres Tanjab Timur.

Workshop Eco-Enzyme ini digelar serentak se-Indonesia secara virtual via zoom dipimpin Ketua Umum Bhayangkari Ny. Juliati Sigit Prabowo dan diikuti Bhayangkari seluruh Indonesia.

Jangan Lewatkan :  Optimalkan Penyelamatan Barang Sitaan dan Kurangi Kerugian Negara, Kejaksaan Negri Sukses Melakukan Lelang Barang Hasil Sitaan Kasus

Program serentak yang dilaksanakan Bhayangkari di seluruh Indonesia pada tahun 2025 ini merupakan rangkaian peringatan Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) ke-73. Tujuannya adalah untuk memecahkan rekor MURI sebagai aksi ramah lingkungan terbesar di Indonesia dengan membuat cairan fermentasi dari sisa sampah organik, gula, dan air.

Eco-enzyme merupakan cairan hasil fermentasi dari sisa sayuran dan buah, dicampur dengan gula merah dan air dengan perbandingan 1:3:10. Wadah fermentasi berupa ember atau drum plastik tertutup diisi air sebanyak 60% dari kapasitas wadah. Campuran ini diaduk merata, ditutup rapat, lalu disimpan di tempat yang tidak langsung terkena sinar matahari.

Jangan Lewatkan :  PT Kawasan Industri Medan Salurkan Bantuan Pada Masyarakat Melalui Program TJSL

Pengadukan ulang dilakukan pada hari ke-7, ke-14, dan ke-30. Eco-enzyme dapat mulai dipanen pada hari ke-14, namun fermentasi yang lebih lama menghasilkan kualitas yang lebih baik. Ampas buah yang tersisa kemudian dicampurkan dengan tanah sebagai kompos, sementara cairannya disimpan dalam botol plastik dan dapat digunakan sebagai pupuk tanaman, cairan pembersih alami, penjernih air, dan bahkan bahan dasar sabun organik.

Jangan Lewatkan :  Publik Curiga dan Menduga Direktur RSUD Aek Kanopan 'Kenyang' Setoran Haram.

Ketua Bhayangkari Cabang Tanjab Timur, Ny. Rika M. Kuswicaksono yang didampingi Wakil Ketua Bhayangkari Cabang Tanjab Timur Ny. Imel M. Ridha, menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme peserta dan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk nyata kontribusi Bhayangkari dalam menjaga lingkungan.

“Dengan pelatihan ini, kami ingin menanamkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari rumah. Eco-enzyme adalah solusi sederhana dan efektif,” ujarnya.

Kegiatan ini disambut antusias oleh para peserta yang merupakan anggota Bhayangkari, dan diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam gerakan berkelanjutan ramah lingkungan.