DUMAI, [Gaperta.id] — Indonesia berduka. Banjir bandang dan tanah longsor menimpa Provinsi Aceh (Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tenggara, Kota Lhokseumawe, dan Kota Subulussalam), Sumatera Utara (Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Utara, Kota Medan, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kota Padangsidimpuan), dan Sumatera Barat (Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kota Solok) sejak akhir November 2025 lalu.
Bencana ini dipicu oleh hujan ekstrem yang berlangsung selama beberapa hari, dengan curah hujan mencapai 300 mm per hari. Belum lagi kerusakan lingkungan dan tata kelola ruang yang belum optimal.
Hampir ribuan orang kehilangan nyawa dan kehilangan sanak keluarga sementara infrastruktur, harta benda baik bergerak maupun yang tidak bergerak hancur, tertimbun bahkan hilang di sapu bencana Hidrometeorologi itu.
Bencana Hidrometeorologi telah menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa yang signifikan. Berikut adalah update terbaru bencana menurut data Asepsetiawan.com per 13 Desember 2025 (Bencana Alam di Sumatera: Pemicu dan Solusi Berkelanjutan oleh Dr. Asep Setiawan).
Korban Jiwa dan Pengungsi:
#. Jumlah korban meninggal dunia mencapai 995 orang, dengan rincian:
– Aceh: 409 orang meninggal, 36 orang hilang
– Sumatera Utara: 347 orang meninggal, 91 orang hilang
– Sumatera Barat: 240 orang meninggal, 93 orang hilang
#. Jumlah pengungsi mencapai sekitar 1 juta orang, dengan lebih dari 3,3 juta jiwa terdampak langsung
Kerusakan Infrastruktur:
– Lebih dari 157.000 rumah rusak, termasuk 37.546 rumah di Provinsi Aceh
– 2.058 kilometer jalan nasional rusak, 31 jembatan nasional rusak, dan 108 ruas jalan daerah rusak
– 1.300 fasilitas umum, 697 fasilitas pendidikan, dan 199 fasilitas kesehatan terdampak
Upaya Penanganan:
– Pemerintah pusat dan daerah telah menetapkan status tanggap darurat bencana dan mengerahkan sumber daya untuk membantu daerah terdampak
– BNPB dan lembaga terkait terus melakukan operasi pencarian dan evakuasi, serta distribusi bantuan logistik dan kebutuhan dasar lainnya.
Bencana hidrometeorologi adalah jenis bencana yang terkait dengan kondisi cuaca dan iklim yang ekstrem, seperti; banjir, kekeringan, badai, tanah longsor, angin topan, dan gelombang pasang.
Bencana hidrometeorologi dapat disebabkan oleh faktor alam, seperti perubahan cuaca dan iklim, serta faktor manusia, seperti perubahan lahan dan penggunaan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan.
Oleh karena itu, penting untuk memantau dan memprediksi bencana hidrometeorologi untuk mengurangi risiko dan dampaknya.














