Scroll Untuk Membaca Artikel
banner 468x60
banner 468x60
BeritaRegional

Aktivis Desak Inspektorat Audit Dana Desa Pelayang Raya: “Uang Rakyat Harus Dipertanggungjawabkan”

Avatar photo
317
×

Aktivis Desak Inspektorat Audit Dana Desa Pelayang Raya: “Uang Rakyat Harus Dipertanggungjawabkan”

Sebarkan artikel ini

Sungai Penuh, [Gaperta.id] – 3 Juni 2025 -Kasus dugaan pemerasan yang melibatkan seorang oknum wartawan terhadap Kepala Desa Pelayang Raya memicu sorotan tajam publik. Tak hanya mengecam tindakan pemerasan, sejumlah aktivis juga menyoroti sikap Kepala Desa yang menyerahkan uang senilai Rp3 juta kepada pelaku — meskipun belum ada pembuktian adanya penyelewengan.

Salah satu aktivis terkemuka di Kerinci, Iwan Efendi, mendesak Inspektorat Kabupaten Kerinci dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap penggunaan Dana Desa (DD) Pelayang Raya Tahun Anggaran 2024.

Jangan Lewatkan :  Polres Pelabuhan Belawan Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Medan Labuhan

“Kami mengecam keras pemerasan oleh oknum wartawan. Tapi yang menjadi tanda tanya besar, mengapa kepala desa begitu mudah menyerahkan uang? Kalau tidak ada penyelewengan, kenapa takut?” ujar Iwan dalam pernyataan resminya.

Menurut Iwan, respons kepala desa justru memperkuat dugaan bahwa ancaman si wartawan bukan tanpa dasar. Ia menilai penting bagi aparat pengawas internal untuk bertindak cepat agar kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana publik tidak terkikis.

Jangan Lewatkan :  Beri Pembekalan di SMA Taruna Nusantara Malang, Wamen Ossy Bicara Soal Peran Penting Pertanahan

“Inspektorat tidak boleh tutup mata. Ini menyangkut uang rakyat. Harus ada audit menyeluruh, tidak cukup hanya memeriksa kepala desa di atas kertas,” tegasnya.

Iwan bahkan menyatakan siap menggelar aksi demonstrasi ke Kantor Inspektorat Kota Sungai Penuh jika tuntutan audit tidak segera ditindaklanjuti.

“Jika tidak ada tindak lanjut dalam waktu dekat, kami akan turun ke jalan. Ini soal transparansi dan tanggung jawab. Jangan biarkan dana desa menjadi celah praktik gelap,” pungkasnya.

Jangan Lewatkan :  Analisa dan Evaluasi Polsek Ngabang sekaligus Perkenalan Dengan Kapolsek Yang Baru Menjabat

Kasus ini kini bukan hanya soal oknum wartawan yang mencederai profesi jurnalistik, tetapi juga membuka kemungkinan adanya penyalahgunaan Dana Desa yang selama ini menjadi tumpuan pembangunan di tingkat paling bawah.

Transparansi dan akuntabilitas dana publik menjadi harga mati. Aktivis dan masyarakat kini menunggu langkah tegas dari Inspektorat dan BPK.