Manado, [Gaperta.id] – Senin 22 Juli 2025), Tragedi KM. Barcelona yang terjadi di perairan Talise, Sulawesi Utara, menyisakan banyak misteri yang belum terungkap.
KM. Barcelona yang awalnya menjadi moda transportasi antar pulau, kini berubah menjadi ‘Hantu Laut Pencabut Nyawa’.
Tragedi yang telah merengut nyawa ini, akan selalu menghantui para penumpang, dan akan menyebabkan traumatik psikis seumur hidup bagi para korban.

Mengkaji lebih dalam, kebakaran mulai terjadi dari kamar 33. Belum diketahui siapa pemilik kamar 33 dan apa pemicu terjadinya kebakaran tersebut, hal ini masih menjadi misteri yang belum terekspos ke publik.
Menyikapi asal muasal api seorang yang punya cukup pengalaman yang tidak mau namanya disebutkan, menduga api bisa disebabkan adanya bahan kimia berbahaya
“Biasanya saat terjadi kebakaran akan tercium aroma kebakaran, apakah plastik terbakar atau karet, dan lainnya. Melihat asap yang menggumpal kehitaman dan jarak sebar api sangat cepat, maka saya bisa menduga penyebab api bisa disebabkan oleh adanya bahan kimia atau sejenisnya” ungkapnya
Bahan kimia ? perlu ditelusuri jika indikasinya mengarah ke sana
Sampai saat ini kamar 33 masih menjadi misteri dan perlu investigasi lebih lanjut
Selain itu, mencermati kesaksian para korban, bahwa kapal tersebut mengabaikan keselamatan penumpang. Tidak adanya pengumuman dari pengeras suara dan tidak adanya instruksi penggunaan pelampung dan perahu sekoci saat berlayar maupun saat terjadi kebakaran
“Saat menagih tiket diumumkan, tapi saat terjadi kebakaran tidak ada pengumuman” ujar salah seorang korban
Insiden terjadi secara senyap tanpa instruksi tanpa pengumuman dari pihak Kapal. Perlu dipertanyakan ada apa ?
Suasana menjadi sangat horor ketika api semakin membesar merambat ke arah anjungan, para penumpang panik karena jumlah Life Jacket (jaket pelampung) sangat sedikit sehingga penumpang lain harus melompat tanpa pelampung.
Dalam sebuah rekaman vidio, seorang penumpang mempertanyakan penggunaan Perahu Sekoci malahan dijawab kasar oleh ABK
“So dekat pulau kwa sudah Jo pake itu” ujarnya dengan kasar
Di sini terlihat ada unsur kesengajaan yang diduga sengaja diciptakan oleh oleh para ABK. Netizen menuntut agar ABK ini dicari dan diproses hukum
Ketika kebakaran terjadi, tidak ada upaya pemadaman yang dilakukan oleh awak kapal. Sebaliknya, awak kapal lebih dulu menyelamatkan diri, meninggalkan penumpang yang terjebak di dalam kapal.
“ABK lebih dulu melompat dan mereka yang lebih dahulu selamat” ujar para korban
Terlihat ABK sudah ‘siap’ sejak awal. Apakah ini ada unsur rekayasa ? Hanya pihak APH yang berhak menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan data
Kejanggalan lain, Kapal BAKAMLA terdekat yang seharusnya sigap menanggapi keadaan darurat, lambat bergerak untuk membantu. Namun, nelayan setempat yang sigap dan cepat bergerak untuk membantu evakuasi penumpang.
Dalam vidio para Nelayan, terlihat perahu Nelayan menuju TKP, sedangkan kapal BAKAMLA masih parkir di dermaga dengan alasan klasik prosedural.
Juga perlu dipertanyakan !
Gerak cepat nelayan setempat sangat kontras dengan lambatnya respons dari instansi terkait. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kesiapsiagaan dan efektivitas respons darurat di laut.
Sanksi hukum akan diberikan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tragedi ini. Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran dan siapa yang bertanggung jawab atas kelalaian keselamatan yang terjadi.
Keluarga korban dan penumpang yang selamat berharap agar pihak berwenang dapat mengambil tindakan yang tegas untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.