DUMAI, [Gaperta.id] – Tak ingin persoalan 12 orang eks tenaga security BUJP Subkon PT Wilmar Nabati Indonesia, yaitu PT Ganda Prabu Nusantara (GPN), berlarut-larut, akhirnya GM Kawasan Berikat PT Wilmar Nabati Indonesia, Simon Panjaitan tampil menemui para pengunjuk rasa, Senin (10/2/2025).
Penyampaian pendapat di muka umum di pimpin LAMR-Dumai bersama Tameng Adat Melayu Kota Dumai, didampingi Ormas DPD 2 IPK Dumai, BEM Sekodum (se Kota Dumai), FAP Tekal dan LAMR-Bathin Solapan (Bengkalis – Duri), di depan gerbang Kawasan Berikat Wilmar Nabati Indonesia, Jl. Yos Sudarso.
Karena aksi demo mentok dan adanya informasi bahwa GM Simon Panjaitan berada di Kawasan Industri Dumai (KID) Pelintung Kecamatan Medang Kampai, maka ±300 -an massa bergerak merapat ke depan gerbang KID.
Melihat kekuatan massa yang besar dan agar persoalan segera tuntas, GM Wilmar Nabati Indonesia Simon Panjaitan akhirnya menemui para pengunjuk rasa.
Panglima Tameng Adat Melayu Dumai Tengku Dedek Iskandar beberkan semua bukti, bahwa Manajer Operasional GPN Muhammad Akhir Harahap dan Pilas pernah melakukan pungli terhadap calon security yang mereka wawancara.
“PT GPN juga tidak melapor ke Disnaker Dumai adanya lowongan kerja”, kata Tengku Dedek Iskandar.
“Berdasarkan hasil pembicaraan kita hari ini, maka PT GPN akan saya diskualifikasi dari Wilmar”, tegas Simon Panjaitan, disambut tepuk tangan semua yang hadir. Namun Simon Panjaitan juga minta agar semua bukti itu diserahkan kepada nya untuk pertimbangan manajemen nantinya.
Akan halnya nasib 12 orang eks security tersebut akan ditentukan pada Kamis (13/2/2025) nanti saat pertemuan lanjutan di gedung LAMR-Dumai, Jl. Putri Tujuh.