PEKANBARU, [Gaperta.id] – Sebanyak 197 Kepala Keluarga (KK) Dusun Parit 10, Parit Saal, Parit Tanjung dan Parit Lanjar Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, kini bisa menikmati listrik 24 jam. Hal ini setelah PT PLN (Persero) melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Pemerintah sukses menghadirkan listrik di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) dalam upaya mewujudkan energi berkeadilan bagi seluruh masyarakat.
Kehadiran listrik 24 jam ini disambut suka cita oleh warga setempat. Sukiman salah satu warga Dusun Parit 10 mengatakan, masuknya listrik di wilayahnya menjadi berkah bagi warga yang telah lama mendambakan akses listrik.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada PLN yang telah bekerja keras mewujudkan impian kami mendapatkan akses listrik. Masuknya listrik ini membawa berkah dan harapan baru bagi kami. Sejak 47 tahun yang lalu, kami hanya menggunakan penerangan yang terbatas, namun sekarang listrik 24 jam sudah bisa kami nikmati. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah dan PLN yang telah menghadirkan listrik di dusun kami yang terpencil ini,” kata Sukiman.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Riau & Kepulauan Riau (UIDRKR), Parulian Noviandri menjelaskan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diamanahi bidang kelistrikan, pihaknya berkomitmen mendukung Pemerintah untuk meningkatkan elektrifikasi nasional. Hal ini juga selaras dengan wujud kehadiran negara dalam mewujudkan keadilan energi sejalan dengan sila kelima Pancasila.
“Meski wilayah tersebut berlokasi cukup terpencil atau berjarak sekitar 195 Km dari Kota Pekanbaru dan 25 Km dari Kota Tembilahan yang merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Indragiri Hilir, tak menyulutkan semangat insan PLN menghadirkan akses kelistrikan bagi saudara-saudara hingga ke Dusun-dusun terpencil,” ujar Parulian.
PLN, kata Parulian, guna menghadirkan akses kelistrikan di wilayah tersebut pihaknya membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 13,05 kilometer sirkit (kms), jaringan tegangan rendah 14,8 kms dan trafo distribusi sebanyak 5 unit.
”Kondisi geografis dan infrastruktur jalan yang masih sangat terbatas menyebabkan kesulitan mobilisasi material. Kami memanfaatkan moda transportasi air untuk menjangkau dusun-dusun terpencil tersebut. Namun segala kesulitan yang menghadang tak membuat kami menyerah dan kami terus berusaha untuk melistriki semua pelosok negeri dengan sumber daya yang dimiliki agar rasio elektrifikasi bisa mencapai 100%,” tutup Parulian.
(Rilis/ES)