SHAM El-SHEIKH, [Gaperta.id] – Di hari ketiga Wisata Religi Kristen Pemko Dumai, 5 peserta dibawa mengunjungi Gunung Sinai, suatu gunung yang dipercaya umat Kristen, Yahudi dan Islam sebagai tempat Nabi Musa menerima perintah Tuhan. Sebelum berangkat, tour guide Pdt Dharma Tobing terlebih dahulu mengajak semua peserta untuk berdoa. Kebiasaan rutin leader tour travel sejak hari pertama. Doa bermaksud agar perjalanan seharian itu diawali dan diakhiri dengan baik.
Perjalanan tour dari penginapan di Sham El-Sheikh, dimulai awal pagi pukul 8.00 waktu setempat, menyusuri jalan aspal mulus, panas dan gersang di Dahab Road, sepanjang 203 Km di pesisir gurun Sahara, menghantarkan rombongan tiba di kaki Gunung Sinai, pukul 13.00 waktu setempat.
Di sini, terdapat satu chapel atau gereja kecil, bernama Gereja Santa Katarina. Berada dalam wilayah kota Santa Katarina di provinsi Kegubernuran Sinai Selatan, negara Mesir. Biara Gereja Ortodoks Timur ini merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Dibangun antara tahun 548 dan 565 M, atas perintah kaisar Romawi Justinian I (memerintah tahun 527-565 M), mengelilingi “Kapel Semak Duri Berapi”. Kaisar Justinian diperintahkan oleh Helena, ibunda nya, tempat di mana ratu itu merasa mendapat wahyu bahwa di sanalah Musa melihat semak duri berapi; sebuah pohon semak. Menurut UNESCO bahwa biara ini merupakan salah satu biara Kristen tertua yang masih digunakan di dunia, bersama dengan Biara Santo Antonius, yang terletak di seberang Laut Merah di padang gurun sebelah selatan kota Kairo, yang juga dianggap biara tertua di dunia. Di daerah sekitar biara ini bertumbuh kota kecil dengan sejumlah hotel dan kolam-kolam renang, yang dinamakan Kota Santa Katarina. Sekali lagi, tour guide Pdt Dharma Tobing memimpin peserta dalam doa dan memberikan wejangan Firman Tuhan.
Disini (Santa Catarina), peserta diberi 2 pilihan, apakah ingin ikut naik hingga ke puncak gunung Sinai (tempat Musa terima 2 loh batu) atau langsung kembali ke hotel. Kalau ingin ikut ke puncak, maka peserta akan menunggangi Unta dari biara Santa Catarina berjarak 1,5 Km ke kaki gunung Sinai, dengan membayar $40 ke joki. Begitu pula saat pulang dari puncak gunung Sinai, peserta bayar lagi $40 untuk menunggangi Unta.
Dari sini selanjutnya peserta ke hotel di Taba berjarak 181 Km dari kaki gunung Sinai, kota perbatasan Mesir dan Israel, karena waktu sudah jelang gelap. Esok Jumat (11/10) peserta akan menyeberangi pos perbatasan untuk memasuki Israel.
Jumat pagi hari keempat, peserta langsung checkout dari hotel, menuju pos perbatasan pihak Mesir. Doa pagi sekali lagi dipimpin tour guide. Butuh ±1 jam melewati proses keimigrasian, peserta baru bisa menginjak kaki di Israel.
Dari perbatasan, peserta melewati padang garam atau lebih tepatnya Sodom-Gomora, suatu tempat di mana istri Lot dikutuk Allah jadi tiang garam. Itu sebabnya, lautan disitu disebut Laut Mati, karena kadar garamnya mencapai 34,2% atau 342 gram per kilogram. Hal ini membuat Laut Mati menjadi salah satu perairan paling asin di dunia, bahkan hampir sepuluh kali lebih asin daripada air laut biasa yang rata-rata hanya 3,5%. Laut Mati berada 400 meter dibawah permukaan laut.
Disini peserta bisa merefleksikan diri, bahwa perlawanan terhadap perintah Tuhan akan mendatangkan kutuk.
Bergerak ke tempat berikutnya, dari Yerusalem Israel, peserta dibawa ke makam Raja Daud (ayahnya Salomo) di Betlehem (Palestina), tempat Perjamuan Kudus (The Last Supper) dan pencurahan Roh Kudus. Ketiga tempat itu berada dalam satu komplek. Untuk rumah Imam Kayafas, penjara Yesus dibawah rumah Kayafas, jalan lintasan Yesus dari dan menuju Taman Getshemani (saat ini telah ditutup karena Pemerintah Israel ingin mempertahankan keasliannya) tak lupa dikunjungi peserta.
Karena esok hari merupakan perayaan Nasional Yom Kippur (יום כיפור yom kippūr); Hari Penebusan atau Hari Perdamaian (hari grafirat), maka peserta cepat kembali ke hotel. Esok Sabtu (12/10) peserta menuju Taman Getshemani, tempat Yesus ditangkap saat berdoa. Sebelum check in, tour guide menutup perjalanan seharian tersebut dengan doa di salah satu hotel Betlehem Palestina.
Yom Kippūr adalah hari yang dianggap paling suci dalam agama Yahudi. Perayaan ini jatuh pada tanggal Tishri dalam Yahudi. Walaupun disebut perayaan, sebenarnya dilakukan puasa selama 25 jam, dihitung dari terbenamnya matahari. Pengecualian diberikan kepada mereka yang sakit dan anak-anak. Dasar penyelenggaraan perayaan ini berasal dari Pentateukh. Hari raya ini adalah satu-satunya dalam Hari Raya Yahudi yang tidak ditunda apabila berbenturan dengan hari Sabat.
“Sekali lagi, kami peserta wisata religi Kristen Pemko Dumai ucap terimakasih kepada Pak Paisal yang telah memfasilitasi kami umat Kristen Dumai melakukan perjalanan suci”, ungkap Mangasa Juri Sitorus.
(ES)