Scroll Untuk Membaca Artikel
banner 468x60
banner 468x60
BeritaNasional

Ketua PWI Riau Raja Isyam Paparkan Tantangan Jurnalis di Tengah Digitalisasi

Avatar photo
131
×

Ketua PWI Riau Raja Isyam Paparkan Tantangan Jurnalis di Tengah Digitalisasi

Sebarkan artikel ini

PEKANBARU, [Gaperta.id] — Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau Raja Isyam Azwar hadir sebagai pemateri pada Kuliah Umum Universitas Hang Tuah Pekanbaru, Senin (8/9/2025).

Pada sesinya, Raja Isyam memberikan pemahaman kepada mahasiswa baru terkait sistem kerja jurnalis di tengah digitalisasi.

“Jurnalistik itu adalah pekerjaan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan. Bukan hanya memberikan informasi, jurnalis harus mampu juga mendengarkan aspirasi masyarakat untuk disampaikan kepada pemerintah,” kata Raja Isyam Azwar.

Jangan Lewatkan :  Gubernur Akademi Militer Hadiri Kirab Budaya dan Perayaan Cap Go Meh di Magelang

Di tengah digitalisasi yang berkembang pesat, Raja Isyam menyebutkan peran jurnalis menjadi sangat krusial. Bukan hanya penyampai informasi akirat, namun juga menjadi edukator masyarakat dan katalis perubahan sosial.

“Jurnalis harus adaptif terhadap perubahan, mampu memverifikasi fakta di tengah banjir hoaks, serta tetap memegang teguh kode etik jurnalistik untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik,” kata Raja Isyam.

Dikatakannya, jurnalis harus mempu menyajikan informasi yang telah diverifikasi kebenarannya agar tidak menjadi penyebar disinformasi. Kemudian jurnalis harus menjunjung tinggi kode etik untuk menjaga integritas, objektivitas, dan membangun kembali kepercayaan publik.

Jangan Lewatkan :  Kantor Pertanahan Kota Dumai melaksanakan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025

“Jurnalis juga harus mampu menjadi pilar demokrasi, harus mampu mengawasi jalannya pemerintahan dan kebijakan dengan menyuarakan aspirasi publik, sesuai dengan Undang-Undang Pers,” katanya.

Meskipun begitu, Raja Isyam menyebutkan jurnalis juga memiliki berbagai tantangan di tengah pesatnya perkembangan digitalisasi. Mulai dari maraknya hoaks, tekanan, dan perubahan konvergensi.

Jangan Lewatkan :  PON ke XXI Yang Digelar di Aceh Mendapat Dukungan dari Support Jajaran PT KIM

“Kementerian Kominfo mencatat 1.923 hoaks terdeteksi sepanjang 2024 dengan tema politik dan keamanan. Maka dari itu penyebaran informasi palsu harus bisa diatasi jurnalis, karena ini sangat menyangkut pada kepercayaan publik terhadap media,” ungkapnya.

“Jurnalis tentu memiliki tekanan untuk mendapatkan klik dan iklan. Ini tentu saja berdampak pada turunnya kualitas dan kedalaman pemberitaan,” pungkasnya.