Kalbar, [Gaperta.id] – Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Paolus Hadi, SIP, M.Si, menghadiri acara penyerahan Program Tebu Jasa Lingkungan Sosial (TJLS) oleh PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) Holding kepada Yayasan Badan Karya Keuskupan Sanggau.
Kegiatan ini digelar pada Selasa, 22 April 2025, sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan pertanian berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat di Kalimantan Barat.
Program TJLS merupakan inisiatif strategis yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Penyerahan ini melibatkan sinergi antara legislatif, BUMN, dan lembaga keagamaan, menandai komitmen bersama dalam mendorong pembangunan berbasis sosial dan ekologi.
Program TJLS: Solusi Pertanian Berkelanjutan
Program Tebu Jasa Lingkungan Sosial (TJLS) digagas PTPN III sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di sektor perkebunan. Fokus utamanya adalah:
Peningkatan produktivitas tebu melalui pendampingan petani.
Pelestarian lingkungan dengan praktik pertanian ramah ekosistem.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar perkebunan.
Dalam sambutannya, Paolus Hadi menekankan pentingnya kolaborasi multipihak untuk memastikan program ini tepat sasaran.
“TJLS bukan sekadar bantuan, tapi langkah nyata menuju kemandirian petani. Kami di Komisi IV DPR akan terus mendorong program serupa agar manfaatnya dirasakan luas,” ujarnya.
Peran Strategis Yayasan Keuskupan Sanggau Dalam Pendistribusian
Yayasan Badan Karya Keuskupan Sanggau dipilih sebagai mitra penyalur karena rekam jejaknya dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya di sektor pertanian dan pendidikan.
Romo Antonius Widodo, perwakilan yayasan, menyatakan, “Program ini akan kami alokasikan untuk pelatihan petani, pembibitan unggul, dan pengembangan agroekowisata. Sinergi dengan PTPN III dan DPR RI memperkuat dampak positif bagi warga.”
Dukungan PDI Perjuangan Untuk Pembangunan Pertanian di Kalimantan Barat
Sebagai wakil rakyat dari Dapil Kalimantan Barat II, Paolus Hadi menyoroti potensi besar sektor pertanian di daerahnya.
Ia berjanji memperjuangkan:
Anggaran lebih besar untuk program pertanian berkelanjutan.
Regulasi pendukung seperti akses pemasaran dan teknologi pertanian.
Penguatan kelembagaan petani melalui pelatihan dan pendampingan.
“PDI Perjuangan berkomitmen menjadikan Kalbar sebagai lumbung pangan nasional. TJLS adalah langkah awal,” tegasnya.
Ini Data dan Dampak Program TJLS di Kalimantan Barat. Berikut capaian yang ditargetkan melalui TJLS 2025:
Aspek Target
Luas Lahan Terdampak 500 hektare
Jumlah Petani Terlibat 300 KK
Produktivitas Tebu Naik 20%
Pelatihan Petani 10 kali/ tahun
Program ini juga sejalan dengan SDGs (Pembangunan Berkelanjutan) poin #1 (Tanpa Kemiskinan) dan #8 (Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi).
Respons Positif dari PTPN III Holding
Direktur Utama PTPN III Arifin Tasrif, menjelaskan bahwa TJLS adalah bagian dari transformasi BUMN perkebunan menuju green economy.
“Kami tidak hanya berorientasi pada profit, tapi juga dampak sosial dan lingkungan. Kalbar menjadi pilot project keberhasilan model ini,”kata Arifin Tasrif.
Tantangan Harapan ke Depan
Meski mendapat apresiasi, program ini menghadapi sejumlah tantangan:
Koordinasi antarlembaga harus diperkuat untuk menghindari tumpang tindih.
Monitoring evaluasi perlu ketat agar bantuan tepat sasaran.
Perluasan skema ke komoditas lain seperti kelapa sawit dan karet.
Komitmen Bersama Untuk Kalimantan Barat Maju
Acara penyerahan TJLS ini menegaskan bahwa pembangunan pertanian membutuhkan kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Dengan pendekatan berkelanjutan, Kalimantan Barat berpotensi menjadi contoh sukses pembangunan berbasis lingkungan dan inklusi sosial.