DUMAI, [Gaperta.id] – Kehidupan manusia tentu mendambakan kehidupan yang sehat lahir dan batin. Untuk menjaga atau merawat tubuh tetap sehat, masyarakat selalu menggunakan 2 pilihan, yaitu cara medis dan non medis. Perawatan atau pengobatan cara medis adalah tindakan yang dilakukan oleh tenaga medis untuk mendiagnosis, merawat, dan mencegah penyakit atau masalah kesehatan. Tindakan ini melibatkan berbagai prosedur, seperti pemeriksaan fisik, pengambilan sampel darah atau cairan, penggunaan obat-obatan, terapi fisik, dan pembedahan. Sementara, pengobatan nonmedis adalah perawatan/pengobatan yang menggunakan pengobatan atau dengan cara tradisional. Masyarakat Indonesia yang tingkat kemajemukannya tinggi dengan beragam kultur budaya, membawa pengaruh terhadap beragamnya metode perawatan/pengobatan, yakni pengobatan tradisional.
Salah satu teknik menjaga kesehatan secara tradisional adalah dengan cara totok punggung.
Totok punggung adalah metode pengobatan alternatif yang menekankan pada stimulasi titik-titik tertentu di daerah punggung untuk meredakan nyeri dan meningkatkan kesehatan. Teknik ini mirip dengan akupunktur, tetapi menggunakan tekanan jari atau alat tumpul, bukan jarum.
Totok punggung tradisional Tiongkok (Cina) menggunakan teknik mirip akupunktur, yaitu dengan menekan titik-titik tertentu di punggung untuk meredakan nyeri, mengurangi stres, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Teknik ini tidak menggunakan jarum seperti akupunktur, melainkan tekanan tangan pada titik-titik tertentu.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang sejarah dan perkembangan totok punggung.
Asal-Usul:
Totok punggung memiliki akar yang kuat dalam tradisi pengobatan Tiongkok kuno, dengan teknik pijat yang telah digunakan selama berabad-abad untuk menyembuhkan berbagai masalah kesehatan.
Teknik dan Titik Akupresur:
Terapi ini melibatkan pemberian tekanan pada titik-titik akupresur yang sama dengan akupunktur, tetapi tanpa penggunaan jarum. Titik-titik ini diyakini dapat memengaruhi aliran energi tubuh (Qi) dan membantu mengembalikan keseimbangan.
Manfaat:
Totok punggung diyakini dapat memberikan berbagai manfaat, termasuk:
Meredakan nyeri dan ketegangan otot.
Mengurangi stres dan kecemasan.
Meningkatkan sirkulasi darah.
Membantu mengatasi masalah tidur seperti insomnia.
Membantu mengatasi masalah lain seperti kelelahan, depresi, dan fobia ringan.
Perkembangan di Indonesia:
Totok punggung telah menjadi salah satu pengobatan alternatif populer di Indonesia, dengan banyak praktisi dan pusat terapi yang menawarkan layanan ini.
Keamanan dan Efek Samping:
Totok punggung umumnya dianggap aman dan memiliki efek samping yang minimal, seperti pegal-pegal sementara. Namun, seperti semua jenis terapi, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum memulai terapi ini, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Secara keseluruhan, totok punggung adalah pengobatan alternatif yang memiliki sejarah panjang dan telah digunakan secara efektif untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Dengan teknik yang sederhana dan manfaat yang beragam, totok punggung menjadi pilihan populer bagi banyak orang yang mencari cara untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka secara alami.
Di Indonesia, Topuris (pakar totok punggung) atau masyarakat peminat pengobatan alternatif totok punggung masih langka. Untuk itulah, pengobatan totok punggung ini sedang giat-giatnya disosialisasikan di tengah-tengah masyarakat.
Sabtu dan Minggu (10-11/5/2025), Komunitas Totok Punggung Indonesia Kota Dumai selenggarakan Pelatihan Angkatan ke-3 bagi 50 orang peserta, bertempat di aula Panti Asuhan Muhammadiyah, Jl. Janur Kuning, Jayamukti.
Para peserta akan dibimbing langsung Topuris dari RS Solok (Sumbar), dr. Ola Priyanti. Beliau juga merupakan Trainer bersertifikat Komunitas Totok Punggung Indonesia (KTPI) Nasional.
Ketua panitia acara, H. Armis Abubakar menyampaikan, dirinya merasa senang pelatihan hari itu diikuti dengan antusias oleh para peserta.
Di awal sambutannya, H. Armis Abubakar terlebih dahulu paparkan struktur KTPI Kota Dumai.
“KTPI Kota Dumai berdiri tahun 2020. Saat ini Ketua nya saya sendiri, H. Armis Abubakar, SH., Ketua Harian nya H. Abdul Haris, Wakil Ketua Ust Nurdiyanto, Sekretaris Ade Wardana dan Ust Ahmad Khomeini, Bendahara H. Sugiman dan Sri Sulastri. Di Dumai saat ini ada 70 Tuporis. Keahlian mereka didapat berkat mengikuti pelatihan sebelumnya, pertama dan kedua”, ucap Armis Abubakar.
Diterangkan nya, KTPI Nasional sudah ada di 34 provinsi. “Totok punggung ini mudah, simple, tanpa kimia, murah dan tidak ribet namun hasilnya luar biasa. Jadi, benar-benar pengobatan merakyat”, ujar Armis Abubakar.
Beliau berharap peserta yang mengikuti pelatihan agar serius dan menyimak materi pelatihan yang dipaparkan dr Ola Priyanti nanti. Ditambahkan nya, agar para peserta usai mengikuti pelatihan bisa langsung diterapkan langsung di tengah-tengah masyarakat.
“Terakhir, kami juga berharap, ada dokter Pemko Dumai bisa mengikuti pelatihan, agar ilmu totok punggung bisa dikolaborasi dengan ilmu medis akademik”, tandas pensiunan karyawan BUMN itu.
Akan halnya, Walikota Dumai H Paisal, SKM., MARS., diwakili Sekda Indra Gunawan, S.Sos., M.Si., sangat menyambut baik pelatihan totok punggung tersebut.
“Semoga pelatihan ini bermanfaat. Pemko Dumai mendukung masyarakat memiliki kemampuan pengobatan alternatif tradisional atau totok punggung ini. Sesuai masukan yang disampaikan tadi, mungkin nanti, Dinkes Dumai bisa mengutus dokter RS nya mengikuti pelatihan agar skill totok punggung bisa disanding dengan ilmu medis dan bisa diterapkan di lapangan, misalnya dalam pencegahan stunting”, cakap Indra Gunawan.
Akan halnya, Topuris dr Ola Priyanti dalam pencerahan materinya berikan penjelasan alasan penerapan totok punggung dalam pengobatan alternatif.
“Kenapa harus di punggung, karena di punggung pusat berkumpulnya syaraf dan pembuluh darah, sehingga penyumbatan terbanyak di punggung. Punggung bersifat statis, sehingga kurang pergerakan tidak seperti yang terjadi di tangan dan kaki, akibatnya lemak banyak berkumpul di punggung. Punggung adalah bagian yang terdekat dengan semua organ yang ada dalam tubuh kita, sehingga punggung adalah sinyal terbaik yang memberikan kabar/informasi kondisi tubuh/organ terhadap kita”, inti materi dr Ola Priyanti.