Scroll Untuk Membaca Artikel
banner 468x60
banner 468x60
BeritaRegional

Masih “Misterius/Keanehan” Kematian Imam Komaini Didesa Tirta Kencana

Avatar photo
191
×

Masih “Misterius/Keanehan” Kematian Imam Komaini Didesa Tirta Kencana

Sebarkan artikel ini

Jambi, [Gaperta.id] – Kasus kematian tragis Imam Komaini Sidik, Yang diduga di keroyok hingga meninggal dunia Desa Tirta Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang, Tebo, Jambi, kembali menuai perhatian publik.

Hal ini disampaikan langsung oleh kuasa hukum keluarga korban, Hendri C. Saragi, setelah mendampingi Ibu korban, Suminah, dalam pemeriksaan di Polsek Rimbo Bujang, Senin (21/7/2025).

Dalam keterangannya kepada wartawan, Hendri mengungkap sejumlah kejanggalan dalam proses penanganan kasus tersebut. Salah satu yang paling disoroti adalah kondisi jenazah korban yang ditemukan dengan luka-luka sangat mengenaskan di sekujur tubuhnya di dalam video yang beredar ada dua suara yang berbeda dalam pengeroyokan tersebut.

“Bahkan menurut keterangan Ibu korban, darah sempat keluar dari mulut korban dan mengenai wajah beliau. Melihat kondisi tersebut, Ibu korban tidak percaya bahwa pelaku hanya satu orang,” ujar Hendri.

Jangan Lewatkan :  Serah 811 Sertipikat Konsolidasi Tanah di Parangtritis, Menteri ATR/Kepala BPN: Manfaatkan, Guna Sebaik-baiknya

Pihak keluarga melalui kuasa hukum menyambut baik adanya perkembangan dalam proses penyidikan yang mulai mengarah pada penggunaan Pasal 170 KUHP tentang tindak pidana pengeroyokan.

“Ini merupakan langkah maju. Walaupun belum menyentuh unsur pembunuhan berencana, penggunaan pasal pengeroyokan sudah mulai diterapkan, meskipun masih dalam bentuk dasar atau polos. Kami berharap penyidik menambahkan ayat (2) butir 3 yang menyatakan pengeroyokan mengakibatkan kematian,” tegasnya.

Lebih lanjut, Hendri menyoroti perbedaan antara kondisi korban dan keterangan dalam surat kematian yang dikeluarkan oleh dr. Sugiono, Kepala Puskesmas Rimbo Bujang. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa korban hanya mengalami cedera ringan akibat benturan kecil.

Jangan Lewatkan :  Tenaga Pendidik Dari Satgas PAMTAS YONKAV 12/BC Kembali Sambangi Sekolah

“Ini jelas sangat bertolakbelakang belakang. Tidak ada tindakan medis awal yang dilakukan untuk mencegah kebocoran darah. Bahkan selama kurang lebih satu jam, korban hanya diberi oksigen dan tidak mendapat pertolongan medis memadai. Di dalam ambulans pun, korban hanya didampingi oleh ibunya tanpa perawat atau tenaga medis. Ini sungguh miris secara kemanusiaan,” tambahnya.

Untuk mengungkap penyebab kematian yang sebenarnya, keluarga telah menunjuk tim forensik independen dan merencanakan proses penggalian jenazah guna dilakukan otopsi ulang. Hasil otopsi nantinya akan dituangkan dalam visum et repertum yang dapat menjadi dasar hukum tambahan.

Jangan Lewatkan :  Jelang Ganti Tahun, Kabel Laut Batam-Pulau Buluh Kepulauan Riau Sukses Beroperasi, Kini Warga Nikmati Listrik PLN 24 Jam

“Jika hasil forensik menguatkan dugaan adanya unsur pembunuhan berencana atau dengan sengaja, kami akan mendesak agar pasal tersebut juga diterapkan. Saat ini kami sudah berkoordinasi dengan tim hukum dari Medan, dan kami harap semua proses dapat berjalan dalam bulan ini,” ujar Hendri.

Sementara itu, Fahri — adik dari almarhum — menyampaikan harapannya agar kasus ini benar-benar diusut secara tuntas oleh aparat penegak hukum.

“Saya berharap pelaku yang sebenarnya dihukum seadil-adilnya. Kami ingin keadilan untuk abang saya, Imam Komaini Sidik,” ungkap Fahri dengan penuh haru.