BeritaNasional

Mitigasi Penanggulangan Karhutla, Kilang Pertamina Dumai Serah Hibah Bantuan Nozzle Gambut

Avatar photo
194
×

Mitigasi Penanggulangan Karhutla, Kilang Pertamina Dumai Serah Hibah Bantuan Nozzle Gambut

Sebarkan artikel ini

DUMAI, [Gaperta.id] – Dalam upaya kesiapsiagaan terhadap penanggulangan keadaan darurat dan bencana alam yang terjadi di Kota Dumai, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Dumai serahkan bantuan hibah peralatan pemadam kebakaran kepada Pemerintah Kota Dumai.

Penyerahan bantuan hibah tersebut merupakan bentuk sinkronisasi dan sinergitas kerjasama yang terjalin dengan baik antara PT KPI Unit Dumai dengan Pemko Dumai yang dituangkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) oleh Walikota Dumai, H Paisal SKM., MARS., dan GM PT KPI Unit Dumai, Didik Subagyo bertempat di Rumah Dinas Wako Dumai, Rabu (31/7/2024).

Secara simbolis, GM PT KPI Unit Dumai, Didik Subagyo, menyerahkan nozzle gambut kepada Wako Dumai H Paisal SKM MARS usai penandatanganan MoU. Bantuan hibah alat pemadam kebakaran yang diberikan oleh Kilang Pertamina Dumai itu diantaranya berupa 3 unit mini portable pump, 10 unit nozzle gambut (nozgam), dan 5 roll fire hose (selang pemadam api).

Jangan Lewatkan :  Ramadan 1445 H/2024 M, KONI Dumai Bagi Takjil dan Bukber

“Penyerahan bantuan alat pemadam kebakaran ini merupakan bentuk komitmen dan keseriusan PT KPI Unit Dumai mendukung program-program pembangunan Kota Dumai, termasuk dalam hal penanggulangan keadaan darurat karhutla yang dapat terjadi di kota Dumai kapan saja,” kata Didik Subagyo.

Dalam pertemuannya dengan Wako Dumai, Didik Subagyo menjelaskan bahwa bantuan alat pemadaman untuk lahan gambut yang diberikan oleh Kilang Pertamina Dumai itu sifatnya moveable, artinya dapat ditancapkan di lahan-lahan karhutla dan dapat langsung difungsikan.

Bantuan berupa alat pemadam kebakaran tersebut merupakan salah satu upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bersama menghadapi serta menangani terjadinya bencana alam, seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut yang kerap terjadi di Kota Dumai, khususnya pada musim kemarau. Hal itu juga bertujuan untuk memperkuat upaya dan sarana prasarana penanganan kebakaran yang telah dimiliki Pemko Dumai.

Jangan Lewatkan :  HUT Partai Hanura ke-17, DPC Hanura Dumai Gelar Donor Darah

Sebagaimana yang diketahui, karakteristik karhutla yang terjadi di lahan gambut tidak hanya terjadi di permukaan tanah (surface fire), tetapi juga terjadi di dalam tanah gambut (underground fire). Sehingga hal seperti ini berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaran ulang atau re-fire.

Dengan adanya nozgam, bencana karhutla dapat teratasi secara lebih cepat lewat pemadaman bara api di dalam tanah gambut. Alat tersebut mengoptimalkan pemadaman kebakaran dengan adanya sumber aliran air bertekanan yang diinjeksikan ke dalam tanah gambut yang menyimpan bara api.

Nozzle gambut sendiri merupakan inovasi teknologi pemadaman di lahan gambut yang dikembangkan oleh Perwira (pekerja Pertamina) PT KPI Unit Dumai dan Sungai Pakning yang dapat memotong waktu pemadaman sumber api 3 kali lebih cepat dari nozzle biasa dan mampu mengurangi biaya penanggulangan. Inovasi tersebut juga telah meraih apresiasi Dharma Karya Muda 2021 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Jangan Lewatkan :  SURAT TERBUKA UNTUK KAPOLRI, KETUA KOMISI III DPR RI, AHLI HUKUM YANG ADA DI INDONESIA

Dalam penyerahan bantuan hibah sekaligus penandatanganan Mou tersebut, Wako Dumai, H Paisal menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi yang diberikan PT KPI Unit Dumai terhadap masyarakat dan pembangunan Kota Dumai.

“Mewakili pemerintah Kota Dumai, kami mengucapkan terimakasih untuk perhatian yang telah PT KPI Dumai berikan untuk kemajuan pembangunan Kota Dumai,” tutup H Paisal.

Inovasi nozzle gambut yang diciptakan oleh Perwira PT KPI Unit Dumai tersebut selaras dengan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals poin ke-13, yaitu Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca melalui mitigasi re-fire lahan gambut.

(Rilis/ES)