Danau Toba, [Gaperta.id] – Meski pilkada di Kabupaten Samosir dikenal dengan istilah TTR (togutogu ro), berupa uang yang diberikan kepada pemilih menjelang hari pemilihan, namun tak semua warga bisa dipengaruhi dengan TTR. Bahkan ada yang sebaliknya, justru berkorban untuk memenangkan calon dukungannya.
Walter Turnip atau Op Gomos, warga Sialapit, Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Dalam setiap pilkada ia justru membantu calon yang dia dukung dengan biaya sendiri. Tujuannya supaya si calon jika terpilih memperhatikan peningkatan petani dan nelayan di Kabupaten Samosir terlebih di desanya.
Sebagai nelayan, Walter Turnip, selama puluhan sudah merasakan pendapatan dari hasil menangkap ikan di Danau Toba. Ketujuh “Tujuh anak saya jadi sarjana, biayanya semua dari hasil menjual ikan yang saya dapat dari Danau Toba,” kata Walter Turnip, saat ditemui wartawan di tempat usahanya di desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, 26 Mei 2024.
Sekitar tahun 2007 sampai 2013 nelayan di Samosir bahkan seluruh kawasan Danau Toba, pernah merasakan penghasilan dari ikan pora-pora. Hingga disebut pada saat itu “Porapora sebagai tulang punggung ekonomi Danau Toba”
Ikan pora-pora juga disebut ikan Megawati. Karena Megawati Soekarno Putri (president ke-5 Republik Indonesia) adalah yang pertama menabur bibit ikan pora-pora ke Danau Toba pada tahun 2004. Kemudian berkembang dan menjadi mata pencaharian nelayan di tepian Danau Toba. Oleh karena itu, di beberapa tempat ikan pora-pora di Danau Toba disebut juga ikan Megawati.
Wajar kalau Walter Turnip salah satu nelayan di Kabupaten Samosir menjadi simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam setiap pemilu. Sebab sudah merasakan hasil dari ikan yang ditaburkan Ketua Umum PDI-P itu.
Namun, populasi ikan pora-pora menurun drastis pada tahun 2014, bahkan di tahun 2015 Rapidin Simbolon mencoba menabur bibit pora-pora sebanyak 450.000 untuk membantu kelangsungan nelayan pora-pora di Kabupaten Samosir.
Bukan hanya populasi pora-pora saja, ikan jahir dan udang lobster pun sudah sulit didapakan. Apalagi dengan berkembangnya ikan louhan yang disebut sebagai ikan predator oleh nelayan.
Walter Turnip sendiri sudah beberapa tahun terakhir mengeluhkan tentang penghasilan nelayan penangkap ikan di Danau Toba.
Ikan lohan jadi penyebab nelayan susah mendapatkan jahir, udang loɓster dan pora-pora. Karena lohan merupakan predator terhadap anak pora-pora, jahir dan udang.
Tentang kepedulian pemerintah selama tiga tahun terakhir terhadap ikan predator di Danau Toba, Walter Turnip mengatakan tidak berharap banyak kepada Pemkab Samosir. Meskipun menurut Walter pemerintah punya peran. Misalnya ada pembibitan ikan milik pemerintah, tetapi kenapa yang berkembang di Danau Toba justru ikan louhan. “Apa mau dikata pemkab atau Bupati yang sekarang, yang dia janjikan saja tidak dipenuhi. Kebetulan saya pendukung Rapberjuang di Pilkada lalu. Makanya saya tidak terlalu berharap pada bupati yang sekarang soal nasib nelayan. Karena yang mendukungnya pun saya lihat banyak yang mecewa. Ya, semoga saja di Pilkada 2024 ini bisa berganti dengan Bupati yang didukung PDI-P,” kata Walter Turnip.
Ia berharap Bupati yang menggantikannya nanti bisa memberikan kepedulian terhadap Danau Toba dalam mengawasi masuknya jenis-jenis bibit ikan yang justeru merusak penghasilan atau merugikan nelayan,”kata Walter Turnip.
Ia juga berharap, kelak bupati terpilih bisa memikirkan bagaimana memusnahkan ikan predator dari Danau Toba dan mengembangkan kembali pora-pora.
Tentang sejumlah nama bakal calon bupati yang sudah muncul saat ini, Walter Turnip mengatakan baru hanya Freddy Situmorang yang ia dengar sudah bersosialisasi. Meskipun Walter Turnip belum pernah secara langsung bertatap muka dengan Freddy Situmorang. Namun ia berharap semoga PDI-P merekomendasikan Freddy. Sebab menurut Walter, kabar yang ia dengar, Freddy cukup mampu mengalahkan petahana Vandiko Gultom termasuk dalam hal finansial di Pilkada nanti.
Dalam suatu kesempatan, Senin 27 Mei 2024 wartawan bertemu Freddy di Puro Coffe, Pangururan, Kabupaten Samosir dan meminta tanggapannya tentang ikan predator seperti yang dikatakan Walter.
Menurut Freddy Paulus Situmorang, salah satu bakal calon bupati Kabupaten Samosir, mengenai keluhan nelayan tentang ikan predator itu, sudah pernah ia dengar langsung dari nelayan di Samosir. Sehingga Freddy mengatakan solusi untuk hal itu sudah merupakan salah satu programnya ke depan.
“Kita sedang cari cara bagaimana menyingkirkan ikan predator itu, kemudian kita taburkan bibit pora-pora,” kata Freddy Situmorang, balon bupati yang memiliki selogan “energi baru Samosir.”
(Nadeak)