Scroll Untuk Membaca Artikel
banner 468x60
banner 468x60
BeritaHukum

Pembangunan PLTA Milik KMH Merugikan Masyarakat, Gubernur Jambi Al Haris Tindak Tegas…!!

Avatar photo
6887
×

Pembangunan PLTA Milik KMH Merugikan Masyarakat, Gubernur Jambi Al Haris Tindak Tegas…!!

Sebarkan artikel ini

Kerinci, [Gaperta.id] – Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci, milik PT Kerinci Merangin Hidro (KMH) di lokasi Muara Imat kecamatan Batang Merangin di pertanyakan oleh masyarakat kabupaten Kerinci- Jambi.

Pembangunan turbin atau pintu air yang dikerjakan PLTA Kerinci milik KMH untuk pembangkit tenaga listrik kamis 18/01/2024 menimbulkan dampak buruk di saat hujan merendamkan pemukiman masyarakat Kerinci dan kota Sungai Penuh khususnya.

Disaat diminta keterangan salah satu tokoh masyarakat Buya IR dan Rama dari Aktivis Kerinci LSM Semut Merah menyampaikan ke media Gaperta..id, “kondisi ini memunculkan pertanyaan kritis mengenai pengelolaan sumber daya alam terkait nyan, Pintu Air yang di kerjakan oleh PLTA yang berlokasi di Muara Imat.”

“Pekerjaan pembangunan pintu Air untuk turbin Pembangkit tenaga Listrik, yang di kerjakan (PLTA) Kerinci, sangat berdampak buruk arus aliran di persempit Arus Sungai di Batang Merangin.

Jangan Lewatkan :  Kasat Lantas Polres Pelabuhan Belawan Ingatkan Warga Patuhi Aturan Lalulintas untuk Keselamatan Bersama

Yang mengakibatkan banjir luar biasa merendamkan pemukiman masyarakat Kabupaten Kerinci dan kota sungai penuh. Diakibatkan lambatnya arus sungai yang mengalirkan ke ilir.

Dampak banjir sangat merugikan masyarakat dan siswa sekolah yang mau belajar ke kota Sungai Penuh.

Keterangan dari masyarakat setempat, Ongkos motor didalam satu hari mengeluarkan biaya Rp 45 X 2 =Rp 90.000 ribu rupiah.

Sedangkan masyarakat atau anak sekolah yang mau sekolah ke kota Sungai Penuh, menyeberangi 3X15.000 (lima belas ribu rupiah) = Rp 45.000 X 2 (dua) pulang pergi = Rp 90.000 satu hari.
Di kalikan dua enam dalam satu bulan, sangat menyengsarakan masyarakat di sekitaran.

Satu hari pulang pergi Rp 90.000 X 26 hari = Rp 2,340
(, Dua juta ,Tiga ratus Empat puluh ribu) rupiah. Pengeluaran untuk anak sekolah dalam satu bulan.

“Biasanya sederas apapun hujan sebelum PLTA membangun tidak sampai merendamkan jalan lebih dari satu meter, mobil tidak terganggu untuk melewati jalan yang rawan banjir.

Jangan Lewatkan :  Belawan Pintu Gerbang Perekonomian Sumatra Utara. Tapi Sangat Disayangkan Kotanya Kumuh

Tambahnya, seharusnya Gebernur Jambi dan PJ. Bupati dan juga DPRD kabupaten Kerinci untuk meninjau langsung ke lokasi banjir, diakibatkan lambatnya air mengalir sehingga merendam wisata danau Kerinci yang luar biasa yang kami rasakan saat ini ujarnya!

Di luar itu ia menegaskan bila nantinya PLTA ini akan diserahkan ke PLN setelah masa
operasional berakhir pemerintah ambil tindakan

Tetapi setelah PLTA membangun banyak dampak buruk untuk masyarakat
1. Banjir luar biasa
2. Jalan yang di lewati pengangkutan material PLTA dampak longsor .
3. Pembangunan yang di kerjakan oleh PLTA di desa Karang Pandan dan pulau pandan kecamatan Bukit Kerman telah merusakan sawah dan jalan usaha tani yang sudah di bangun oleh Negara
4. Apalagi rumah – rumah yang dekat di lingkungan PLTA , retak-retak sangat membahayakan masyarakat sekitar nya .

Jangan Lewatkan :  Tindakan Suap SPBU 66.788.003 Terungkap, Pelanggaran UU Tipikor Disorot

Seharusnya pemerintah dan DPRD kabupaten Kerinci dan juga gubernur jambi ambil tindakan bahasa dari pihak PLTA menjawab .

Hasil konfirmasi Asrori menjawab Maaf bang tidak ada kaitannya dengan Proyek PLTA dengan kejadian banjir di Kerinci dan Kota sungai penuh , ” silahkan saja cek dilokasi

Pernyataan orang yg tidak bertanggungjawab itu bang , penyebar hoax .

Sedangkan itu sangat jelas dampak nya
Di pertanyakan apakah mungkin pekerjaan PLTA itu tidak penyempitan arus sungai yang mengalirkan ke ilir, jelasnya.

Sampai saat ini Berita ditayangkan belum mendapatkan jawaban dari gubernur jambi, DPRD dan pemerintah di wilayah Kabupaten Kerinci,.

Sebagai orang awam, apakah perusahaan tersebut Diduga ada Kong kalikong, (suap menyuap) kepada instansi terkait..??

Penulis:
(Hendri Wijaya)