BeritaRegional

Perlunya Rivitalisasi Sistem Pendidikan di Negara Kita

Avatar photo
119
×

Perlunya Rivitalisasi Sistem Pendidikan di Negara Kita

Sebarkan artikel ini

KALBAR, [Gaperta.id] – Fenomena merokok di kalangan perempuan dan anak-anak di bawah umur memang menjadi isu serius yang membutuhkan perhatian dan kolaborasi dari berbagai pihak.

Dr Heman Hopi Munawar saat di hubungi via wa memberikan tanggapan terkait kasus anak remaja yang merokok apa lagi dibawah umur dan dalam kalangan remaja wanita, dan juga pelajar, Senin (13/1/25).

Ia mengatakan pentingnya penguatan peran orang tua, edukasi orang tua, pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memberikan pelatihan atau penyuluhan kepada orang tua tentang pola asuh yang baik, termasuk bahaya merokok bagi anak-anak.

Teladan positif orang tua harus menjadi panutan bagi anak-anak mereka, baik dalam perilaku maupun gaya hidup. “Orang tua yang merokok di depan anak-anak cenderung memberikan contoh buruk,” ungkapnya.

Jangan Lewatkan :  Hadiri Penutupan BNI Investor Daily Summit 2024 Bersama Presiden Terpilih, Menteri AHY Dukung 3 Hal Fundamental Pemerintahan Selanjutnya

Selain itu peran lembaga pendidikan
guna revitalisasi prinsip wawasan wiyata mandala dan lembaga pendidikan harus kembali menjadi lingkungan yang mendidik karakter dan membangun nilai-nilai positif. Dalam program pendidikan karakter harus diperkuat, pengawasan ketat di sekolah perlu menerapkan aturan tegas terhadap siswa yang terlibat dalam aktivitas merokok, termasuk melibatkan orang tua dalam setiap langkah penanganan.

Ia juga menjelaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam penegakan hukum. “Pemerintah daerah harus memastikan implementasi regulasi, seperti UU No. 35 Tahun 2014 dan PP No. 109 Tahun 2012, berjalan secara tegas dengan menindak pelanggar, termasuk penjual rokok yang menargetkan anak-anak,” terangnya.

Jangan Lewatkan :  Coba Melarikan Diri, Polsek Medan Labuhan Tembak Pelaku Curanmor

Dengan kampanyekan kesadaran publik, pemerintah harus aktif mengedukasi masyarakat melalui kampanye bahaya merokok, terutama yang menyasar perempuan dan anak-anak.

Kemitraan dengan NGO juga perlukan, dengan Menggandeng organisasi non-pemerintah (NGO) untuk menyelenggarakan program-program pencegahan dan rehabilitasi.

Peran tokoh masyarakat dan toko agama juga dibutuhkan dalam penyuluhan sosial, tokoh masyarakat dan agama dapat memanfaatkan forum keagamaan dan adat untuk menyampaikan pesan tentang bahaya merokok, serta pentingnya menjaga anak-anak dari kebiasaan buruk. Pemberdayaan Komunitas, menghidupkan kembali nilai gotong royong dan kepedulian sosial untuk saling menjaga lingkungan dari pengaruh negatif.

Dr Herman mengatakan keterlibatan masyarakat dalam menggerakkan masyarakat melalui kampanye anti-merokok yang inovatif, seperti lomba, kegiatan olahraga, atau media sosial, untuk menyadarkan generasi muda. Serta pengawasan lingkungan, masyarakat perlu lebih aktif melaporkan jika ada penjualan rokok kepada anak-anak,” tuturnya.

Jangan Lewatkan :  Dr.M.Hariya Toni, S.Sos.I., MA: Calon Rektor Termuda yang Potensial Membawa Perubahan di "IAIN" Kerinci

Revitalisasi sistem pendidikan
Integrasi pendidikan anti-rokok, bahaya merokok harus menjadi bagian dari kurikulum sekolah, dimulai dari pendidikan dasar.

Meningkatkan hubungan dengan orang tua siswa, sekolah harus secara rutin juga mengadakan komunikasi dengan orang tua untuk memastikan pengawasan anak yang lebih baik di rumah.

Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaborasi dari semua pihak, persoalan ini dapat diminimalkan. ” Selain menegakkan regulasi, pembentukan nilai dan karakter sejak dini ini juga menjadi kunci utama untuk menciptakan generasi yang lebih baik,” tuturnya.
(Lepinus Lumbantoruan)