BeritaRegional

Seminar Bridging The Generation Gap: Upaya PT KPI Kilang Dumai Tingkatkan Kolaborasi Kerja Lintas Generasi

Avatar photo
106
×

Seminar Bridging The Generation Gap: Upaya PT KPI Kilang Dumai Tingkatkan Kolaborasi Kerja Lintas Generasi

Sebarkan artikel ini

DUMAI, [Gaperta.id] – Dunia profesional di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, saat ini menghadapi tantangan besar, yaitu perbedaan gaya komunikasi dan pola kerja lintas generasi yang semakin kompleks. Saat ini, lingkungan profesional dihadapkan pada keberagaman tiga generasi, di mana generasi yang paling mendapat perhatian adalah Generasi Z.

Sebagai respons terhadap situasi ini, Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Kilang Dumai menyelenggarakan seminar bagi pekerja dan keluarga dengan tema “Menjalin Komunikasi Lintas Generasi untuk Meningkatkan Kapasitas SDM di Lingkungan Kerja dan Keluarga”. Acara ini digelar di Ballroom The Zuri Hotel Dumai pada Sabtu (1/2/2025).

Seminar ini merupakan langkah PT KPI Kilang Dumai dalam menghadapi tantangan dunia kerja di tengah perbedaan tiga generasi. Tujuannya adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan perusahaan, mendorong sinergi dan kolaborasi, serta memberikan kontribusi positif untuk kemajuan perusahaan. Hal ini sejalan dengan upaya menjaga keandalan kilang dan mendukung swasembada energi.

Selain itu, seminar ini juga menjadi upaya PT KPI Kilang Dumai untuk menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan inklusif, serta membangun keluarga yang sehat dan harmonis bagi para pekerjanya. Dampak positif ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja Perwira (sebutan bagi pekerja Pertamina).

Dalam seminar ini, PT KPI Kilang Dumai menghadirkan Shahnaz Haque, seorang aktris dan presenter ternama di Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok yang vokal dalam berbagi pengetahuan tentang pola asuh keluarga, pendidikan anak, serta pengembangan diri. Sebagai penyintas kanker ovarium, Shahnaz juga aktif menyuarakan pentingnya kesadaran akan tantangan kesehatan dan pola hidup sehat, khususnya bagi perempuan.

Membuka acara seminar tersebut, Senior Manager Operation & Manufacturing (SMOM) PT KPI Kilang Dumai, Isnandhi Dwi Saputra, menyampaikan bahwa inisiatif kegiatan ini merupakan upaya pihaknya dalam mengatasi berbagai tantangan di dunia kerja di tengah perbedaan generasi usia saat ini, khususnya terkait aspek komunikasi.

Jangan Lewatkan :  Proyek Cacat Mutu : Proyek Siluman Tanpa papan nama Seakan perpres Nomor 54/2010 dan Nomor 70/2012 Tak dihiraukan

“Ini adalah masalah yang dialami oleh seluruh perusahaan, karena saat ini kita menghadapi perbedaan tiga generasi yang berbeda. Hal ini sangat menarik untuk kita pahami bersama,” jelas Isnandhi.

Dia menambahkan, kegiatan tersebut secara rutin dilakukan di RU II (Kilang Dumai, red) bersamaan dengan memperingati Bulan K3 Nasional 2025, dimana setiap tahunnya perusahaan terus berinovasi untuk memberikan yang terbaik dan bermanfaat bagi pekerja maupun perusahaan.

Dalam seminar tersebut, Shahnaz Haque berbagi ilmu dan pengalamannya tentang cara menghadapi perbedaan karakter lintas generasi, yakni Generasi Baby Boomers, Generasi Millennial, dan Generasi Z. Ia juga memaparkan strategi efektif untuk membangun hubungan yang harmonis, baik dalam keluarga maupun dunia profesional, di tengah keberagaman generasi tersebut.

Hal ini sejalan dengan upaya memperkuat core values BUMN, yaitu tata nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Nilai-nilai tersebut telah menjadi budaya kerja yang diimplementasikan oleh PT KPI Kilang Dumai guna mendukung pembangunan nasional di bidang energi.

MEMAHAMI Perbedaan Tiga Generasi: Baby Boomers, Millennial, dan GENERASI Z

Shahnaz Haque memaparkan bahwa saat ini perlu dipahami adanya generasi yang berbeda. Generasi paling atas adalah Tradisionalis, diikuti oleh Baby Boomers, Generasi X, Generasi Y (Millennial), Generasi Z, dan Generasi Alpha. Pada awal tahun 2025, telah lahir generasi baru, yaitu Generasi Beta, yang mencakup mereka yang lahir antara tahun 2025 hingga 2039.

“Tradisionalis itu dengan baby boomers seringkali komunikasinya tidak cocok, mereka akan nyambung sama yang X. Jadi dia (pola komunikasi, red) mesti lompat satu generasi. Baby boomers cocoknya sama milenial, begitu juga kebawahnya. Jadi kalau di kantor ada komunikasi yang ga jalan, minta tolong sama generasi yang cocok sama dia, itu namanya kecerdikan mengemas pesan,” jelasnya

Jangan Lewatkan :  Sat Bimas Polres Pelabuhan Belawan Gelar Sosialisasi Pemilu Damai Pada Nelayan

Dia juga menjelaskan bahwa selain memahami level emosi manusia, hormon kebahagiaan, dan mekanisme kecerdasan otak, ia juga menguraikan langkah-langkah dalam membangun kecerdasan organisasional

“Kecerdasan ini bisa dibangun dengan upaya cerdik mengemas pesan yang memotivasi, membangun karakter organisasi melalui penghayatan nilai, mengeksekusi rencana walaupun banyak tantangan, serta berani mengatakan ‘tidak’ untuk hal yang diyakini jika itu menghambat,” imbuhnya.

Dalam sesinya, ia juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap perbedaan cara setiap individu dalam mengolah informasi. Hal ini tentu sangat bermanfaat dalam dunia profesional.

“Ada tiga perbedaan orang dalam mengolah informasi, yaitu visual, auditori (mendengar), dan kinestetik. Ketiganya memiliki keunikan dan karakternya sendiri. Kalau mereka yang visual, tipe mereka ini senang membaca atau melihat, jadi kita kasih bacaan. Untuk karakter yang auditori, mereka akan mengolah informasi dengan mendengar, dia butuh suara,” ungkap Shahnaz

Berbeda dengan tipe visual dan auditori, individu dengan karakter kinestetik lebih senang mengolah informasi melalui gerakan. Orang dengan karakter ini sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

“Sering kita ketemu orang yang menggoyangkan kaki atau menggerak-gerakkan tangannya, nah itu contohnya. Maka anak yang kinestetik yang goyang mulu badannya, dia belajar dari pengalaman, jadi jangan banyak dinasehati,” sambungnya.

Selain itu, Shahnaz Haque juga membagikan tips dan trik untuk membangun kebiasaan baik melalui pola 21 hari. Prinsip ini dapat diterapkan baik dalam keluarga maupun di dunia profesional.

Rangkaian seminar kemudian ditutup dengan sesi belajar meditasi yang benar, yang bermanfaat untuk meningkatkan regulasi emosi agar lebih stabil dan tenang. Sesi ini dimentori langsung oleh Shahnaz Haque.

Jangan Lewatkan :  Dukung Ketersediaan Darah, MCTN bersama PLN UIDRKR dan ICON+ Sukseskan Kegiatan Donor Darah di Duri Camp Riau

Sementara itu, Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Kilang Dumai, Agustiawan, menyampaikan bahwa saat ini isu terkait Generasi Z dalam dunia profesional sedang ramai diperbincangkan, dan pihaknya juga menghadapi tantangan serupa. Oleh karena itu, kami ingin mengulasnya lebih dalam agar tantangan tersebut tidak menjadi hambatan.

“Banyak dari kita saat ini berpikir bahwa Generasi Z dalam dunia kerja sering menghadapi tantangan dalam berkomunikasi serta memahami pola pikir dan pola kerja senior, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, melalui seminar ini, kami ingin lebih memahami karakter setiap individu dalam keberagaman tiga generasi. Pemahaman ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kompetensi, kapabilitas, serta loyalitas pekerja,” imbuhnya.

Seminar Bridging the Generation Gap, yang diikuti oleh para pekerja dan keluarganya, merupakan bagian dari komitmen dan upaya PT KPI Kilang Dumai untuk terus membangun budaya kerja yang inklusif serta meningkatkan tata kelola perusahaan yang lebih baik.

“Melalui seminar ini, kami ingin membangun pemahaman seluruh pekerja, baik di level frontline maupun manajemen, mengenai upaya efektif dalam mengelola perbedaan karakter komunikasi di antara tiga generasi saat ini. Dengan demikian, seluruh tantangan dalam pekerjaan dapat dihadapi bersama melalui sinergi yang positif demi operasional kilang yang andal. Selain itu, kami juga ingin menciptakan keseimbangan antara kehidupan dan dunia kerja yang lebih sehat,” tutup Agustiawan.

Acara ini sekaligus menjadi wujud dukungan PT KPI Kilang Dumai terhadap kesehatan mental para pekerja serta komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan nilai-nilai yang selaras dengan ESG (Environmental, Social, and Governance).